Oleh : Ayu Novi Fitriani
Tuan. Kidung cinta yang kau lantunkan ditemani petikan gitar yang merdu nan menawan, sekarang menjadi candu yang tak tertahan. Ruang-ruang dialog temu bertabur frasa euforia, sekarang menuai diksi bualan tak bermakna.
Kembali tersayat, kembali terjerat. Memori asmara seakan tak ingin beranjak walau sedetik, menjadikanku terus terbuai oleh buana yang menggelitik. Pada kerinduan yang tak berujung pada titik.
Waktu seakan melahap diksi-diksi indah lalu menggantinya dengan kenestapaan, menjadikan renjana semu sebagai senandika kebodohan. Ironi bukan? Apa kita masih pantas untuk kembali bertukar canda diperistirahatan terakhir bagaskara?, sembari tersuguh secangkir kopi bukan secangkir hati apalagi secangkir janji.
Lamongan, 15 Januari 2021
Mantapp lanjutkan🖒
BalasHapusTerima kasih sudah bersedia berkunjung kak :)
BalasHapus💛💛
BalasHapus😊
HapusNgewakilin bet ✨
BalasHapusWahh ngefeel dong 😃
HapusMantappp kakk, lanjutkann <3
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih :)
HapusWuennnakkkk👍
BalasHapusSungguh renyah, hihi..
BalasHapus